SISTEM GERAK PADA MANUSIA
Manusia dalam kesehariannya banyak melakukan aktivitas seperti bekerja,
berlari , berjalan, duduk dan berdiri. Untuk melakukan kegiatan tersebut
tubuh manusia ditunjang dengan adanya rangka. Rangka terdapat di dalam
tubuh manusia. Rangka manusia dewasa dibangun oleh 206 ruas tulang dengan
bentuk dan ukuran yang bervariasi sesuai dengan fungsinya. Dengan adanya
rangka, maka manusia termasuk ke dalam kelompok vertebrata.
Rangka berfungsi sebagai:
1. penyangga dan penunjang tubuh
2. pelindung organ dalam dan memberi bentuk tubuh
3. alat pergerakan pasif dan tempat otot melekat
4. tempat pembentukan sel darah (hematopoiesis)
5. tempat penyerapan dan penglepasan kalsium
Bentuk tubuh manusia tidak terlepas dari peran rangka. Tinggi badan
seseorang dipengaruhi oleh panjang dan ukuran tulang-tulang penyusun
tubuhnya. Tulang dibantu dengan adanya otot dan persendian, maka tubuh
manusia dapat bergerak. Sebagian besar pembentukan sel darah juga terjadi
di dalam sumsum tulang. Tulang juga merupakan organ yang mengandung
mineral kalsium paling banyak diantara organ tubuh lainnya.
Rangka manusia dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu:
A. APENDIKULER
Rangka apendikuler merupakan kelompok tulang yang menyusun anggota gerak
atas dan bawah. Rangka apendikuler terdiri atas 126 ruas tulang.
Rangka apendikuler tersusun atas:
1. Anggota gerak atas.
Tulang-tulang pembentuknya antara lain:
a. Tulang gelang bahu
Terdiri atas tulang belikat (skapula) dan tulang selangka (klavikula).
Tulang belikat berbentuk seperti segitiga pipih dan bersendian dengan tulang
lengan atas (humerus). Tulang selangka pada ujung bagian depan melekat
pada tulang dada (sternum). Tulang gelang bahu berjumlah total 4 tulang.
b. Tulang lengan atas (humerus).
Berbentuk seperti pipa dengan bonggol di setiap ujungnya. Pada bagian
bawah memiliki dua bonggol yang bersendian dengan tulang lengan bawah (hasta
dan ulna). Pada bagian atas bersendian dengan tulang belikat (skapula).
Terdapat 2 tulang lengan atas pada tubuh manusia.
c. Tulang lengan bawah.
Terdiri atas tulang hasta (ulna) dan tulang pengumpil (radius). Bagian
ujung tulang hasta merupakan siku tangan sedangkan bagian bawahnya merupakan
tempat terdapatnya jari kelingking. Bagian ujung atas tulang pengumpil
bersendian dengan tulang humerus sedangkan bagian bawahnya merupakan tempat
terdapatnya tulang ibu jari (jempol). Kedua ujung bawah tulang lengan
bawah bersendian dengan tulang pergelangan tangan (karpal). Jumlah total ruas
tulang lengan bawah berjumlah 4 ruas tulang.
d. Tulang pergelangan tangan (karpal).
Tulang pergelangan tangan berukuran pendek dan merupakan penghubung antara
tulang lengan bawah dengan tulang telapak tangan (metakarpal). Tulang
pergelangan tangan pada masing-masing tangan berjumlah 8 ruas tulang.
e. Tulang telapak tangan (metakarpal).
Tulang telapak tangan berukuran pendek dan merupakan penghubung antara
tulang pergelangan tangan dengan tulang-tulang jari tangan (phalanges).
Tulang telapak tangan pada masing-masing tangan berjumlah 5 ruas tulang.
f. Tulang-tulang jari tangan (phalanges).
Tulang-tulang jari tangan berukuran pendek dan berbonggol. Pada
masing-masing tangan berjumlah 14 ruas tulang.
2. Anggota gerak bawah.
Tulang-tulang pembentuknya antara lain:
a. Tulang gelang panggul (pelvis)
Tulang gelang panggul merupakan gabungan dari 6 tulang yaitu 2 tulang usus
(ilium), 2 tulang duduk (ischium) dan 2 tulang kemaluan (pubis). Tulang
gelang panggul berbentuk pipih. Pada perempuan lubang yang terbentuk antara
ilium, ischium, dan pubis lebih lebar dan dalam dibandingkan dengan
laki-laki. Hal itu berperan ketika mengandung bayi dan melahirkan.
b. Tulang paha (femur).
Tulang paha berbentuk seperti pipa panjang yang berbonggol di setiap
ujungnya. Ujung atas bersendian dengan tulang gelang panggul, sedangakan ujung
bagian bawah bersendian dengan tulang kering (tibia) dan tulang tempurung lutut
(patela). Tulang paha merupakan tulang terpanjang, terkuat, dan terberat
diantara tulang tubuh lainnya. Tulang paha berjumlah total 2 tulang.
c. Tulang kering (tibia) dan tulang betis (fibula).
Tulang kering berukuran lebih besar daripada tulang betis. Letak
tulang kering terdapat lebih di bagian depan dari tulang betis. Ujung
bagian atas tulang kering bersendian dengan tulang paha dan ujung bawahnya
bersendian dengan tulang pergelangan kaki (tarsal). Pada masing-masing
kaki terdapat 1 tulang kering dan 1 tulang betis.
d. Tulang pergelangan kaki (tarsal).
Tulang pergelangan kaki berukuran pendek. Tulang ini terdapat
diantara tulang tibia dan tulang telapak kaki. Jumlah tulang ini Pada
masing-masing kaki berjumlah 7 tulang.
e. Tulang telapak kaki (metatarsal)
Tulang telapak kaki terletak diantara tulang pergelangan kaki dan tulang
jari kaki. Tulang ini berjumlah 5 tulang pada masing-masing kaki.
f. Tulang-tulang jari kaki (phalanges)
Tulang-tulang jari kaki berukuran pendek dan berbonggol. Pada
masing-masing kaki berjumlah 14 tulang.
B. AKSIAL
Rangka aksial merupakan kelompok tulang yang terletak di sumbu tubuh.
Rangka aksial berjumlah 80 tulang. Rangka aksial terdiri atas:
1. Tulang tengkorak (skull)
2. Tulang belakang (vertebra)
3. Tulang rusuk (ribs)
4. Tulang dada (sternum)
1. Tulang tengkorak (skull)
Tulang tengkorak membentuk kepala seseorang. Tulang ini merupakan
kepingan tulang pipih berongga yang saling berhubungan. Tulang tengkorak
manusia terdiri atas 22 tulang. Tulang tersebut terbagai menjadi
tulang bagian kepala (kranial) dan bagian wajah (fasial). Tulang kranial
membentuk tempurung dan berfungsi melindungi organ di dalamnya, yaitu
otak. Tulang fasial membentuk rongga mata, rongga hidung, wajah
seseorang. Tulangini berfungsi melindungi mata serta organ mulut dan
bagian dalam hidung.
Tulang bagian kepala terdiri atas:
a. Tulang kepala belakang (osipital)
Tulang osipital merupakan tulang kepala bagian belakang. Tulang ini
hanya berjumlah 1.
b. Tulang ubun-ubun (parietal)
Tulang ubun-ubun terletak dibagian atas sampai kesamping kepala. Tulang
ini berjumlah 2 buah.
c. Tulang dahi (frontal)
Tulang dahi terletak di bagian depan (muka atas). Tulang ini
berjumlah 1 buah.
d. Tulang pelipis (temporal)
Tulang pelipis terletak di bagian kepala samping belakang. Tulang ini
berjumlah 2 buah.
e. Tulang baji (sphenoid), Tulang baji terletak di bagian kepala samping
depang. Tulang ini berjumlah 1 buah.
f. Tulang tapis (ethmoid)
Tulang ethmoid terletak di bagian dalam rongga kepala. Tulang ini
berjumlah 1 buah.
Tengkorak manusia jika dilihat dari bagian bawah akan terlihat tonjolan
mastoid dan foramen magnum (suatu rongga tempat sumsum tulang belakang
berhubungan dengan otak).
Tulang bagian kepala (kranial) tidak dapat digerakkan karena merupakan
sendi mati (tidak dapat bergeser). Pada bayi, tulang tengkorak belum bersatu
sepenuhnya dan memiliki daerah lunak (soft spot) atau fontanela.
Daerah lunak ini tersusun atas jaringan penghubung fibrosa. Pada
kelahiran normal, tengkorak bayi dapat saling tumpang tindih sehingga dapat
menelusup keluar dari lubang sempit. Seiring dengan pertumbuhannya,
tengkorak bayi akan bersatu dan fontanela akan hilang perlahan seiring dengan
mengerasnya jaringan penghubung fibrosa.
Tulang bagian wajah (fasial) terdiri atas atas:
a. Tulang rahang atas (maksila)
Tulang rahang atas merupakan tempat terdapatnya gusi dan gigi bagian
atas. Tulang ini berjumlah 2 buah.
b. Tulang rahang bawah (mandibula)
Tulang rahang bawah berjumlah 1 buah. Dengan adanya otot rahang,
tulang ini dapat bergerak sehingga mulut kita dapat terbuka dan tertutup.
c. Tulang hidung (nasal)
Tulang hidung terdapat di rongga hidung dan berjumlah 2 buah.
d. Tulang pipi (zigomatik)
Tulang pipi membentuk pipi seseorang. Tulangini berjumlah 2 buah.
e. Tulang air mata (lakrimal)
Tulang air mata terdapat di dalam rongga mata. Tulang ini berjumlah 2 buah.
f. Tulang langit-langit (vomer)
Tulan langit-langit berjumlah 1 buah.
g. Tulang palatin
Tulang palatin berjumlah 2 buah.
h. Tulang konka inferior (inferior nasal cocha)
Tulang konka inferior terletak di dalam rongga hidung. Tulang ini
berjumlah 2 buah.
Tulang bagian wajah yang dapat digerakkan hanya tulang rahang bawah
terhadap tulang rahang atas, misalnya ketika kita berbicara atau makan.
Beberapa tulang yang terdapat di tengkorak bagian dalam dan berhubungan
dengan indera pendengaran yaitu:
a. Tulang martil (maleus)
Tulang martil berlekatan dengan gendang telinga dan tulang landasan.
Dalam setiap telinga terdapat 1 tulang martil.
b. Tulang landasan (inkus)
Tulang landasan terletak diantara tulang martil dan tulang sanggurdi.
Terdapat 1 tulang landasan di setiap telinga.
c. Tulang sanggurdi (stapes)
Tulang sanggurdi berbentuk seperti garputala dan berfungsi menghubungkan
telinga tengah dengan telinga dalam (koklea). Terdapat 1 tulang sanggurdi
pada setiap telinga.
Ketiga tulang tersebut termasuk dalam bagian telinga tengah.
2. Tulang belakang (vertebra)
Sebagai anggota vertebrata, manusia memiliki tulang belakang
(vertebra). Tulang belakang terletak di tengah tubuh manusia.
Tulang ini berfungsi penting untuk menopang badan, sebagai tempat melekatnya
tulang rusuk dan melindungi organ dalam tubuh. Peran tulang belakang
sangat vital karena selain sebagai penopang tubuh, tulang ini juga merupakan
tempat terdapatnya saraf utama tubuh.
Tulang belakang terdiri atas 33 ruas tulang dan terbagi menjadi 5 bagian,
antara lain:
a. Ruas tulang leher (vertebra servik).
b. Ruas tulang punggung (vertebra torak).
c. Ruas tulang pinggang (vertebra lumbar).
d. Ruas tulang kelangkang (sacrum).
e. Ruas tulang ekor (coccyx).
a. Ruas tulang leher (vertebra servik).
Terdapat 7 ruas tulang leher dengan ruas pertama adalah tulang atlas.
Tulang atlas berfungsi untuk menunjang tengkorak. Ruas kedua adalah
tulang pemutar (aksis). Adanya tulang atlas dan aksis memungkinkan kepala
untuk berputar. Ruas ketiga sampai ruas ketujuh memiliki bentuk yang
mirip dan tidak bersendian dengan tulang rusuk.
b. Ruas tulang punggung (vertebra torak).
Tulang punggung berjumlah 12 ruas dengan bentuk yang hampir serupa.
Tiap ruas tulang punggung memiliki badan tulang dengan tonjolan tulang ke kiri
dan ke kanan sebagai tempat persendian dengan tulang-tulang rusuk (ribs).
Badan tulang ini berlekatan dengan lengkung vertebra yang melindungi sumsum
tulang belakang. Diantara ruas tulang belakang terdapat tulang rawan
(kartilago).
c. Ruas
tulang pinggang (vertebra lumbar).
Berujumlah 5 ruas tulang. Tulang pinggang merupakan ruas tulang belakang
yang paling kuat dan besar dibandingkan ruas tulang belakang lainnya.
Bentuknya hampir serupa dengan ruas tulang punggung, namun tidak bersendian
dengan tulang rusuk.
d. Ruas tulang kelangkang (sakrum).
Sakrum merupakan gabungan 5 ruas tulang yang bersatu. Tulang ini
bersendian dengan tulang gelang panggul, ruas tulang pinggang terakhir dan tulang
ekor.
e. Ruas tulang ekor (coccyx).
Tulang ekor merupakan vertebra terakhir. Tulang ekor atau coccyx
adalah gabungan 4 ruas tulang yang bersatu. Tulang ini bersendian dengan
tulang kelangkang.
Diantara tulang-tulang vertebra terdapat cakram invertebra. Cakram
invertebra merupakan tulang rawan yang keras di luar namun lunak di
dalam. Tulang ini berfungsi sebagai peredam getaran dan pelindung
vertebra.
3. Tulang rusuk (ribs)
Tulang rusuk berbentuk pipih dan panjang melengkung. Bagian belakang
tulang rusuk berhubungan langsung dengan ruas tulang punggung (vertebra torak).
Tulang rusuk berjumlah 12 pasang tulang, terdiri atas 7 pasang rusuk
sejati, 3 pasang rusuk palsu, dan 2 pasang rusuk melayang.
Bagian depan tulang rusuk sejati melekat pada tulang dada (sternum).
Tulang rusuk palsu pada bagian belakang melekat pada tulang punggung (vertebra
torak), sedangkan di bagian depan melekat pada tulang rusuk diatasnya.
Tulang rusuk yang paling melengkung adalah tulang rusuk kesembilan.
Tulang rusuk tersusun teratur sesuai dengan perlekatannya dengan tulang
belakang. Ruangan diantara tulang rusuk disebut intercostal spaces.
Tulang rusuk melayang hanya bersendian dengan tulang punggung dan tidak
bersendian dengan tulang dada, oleh karena itu seperti tampak melayang.
Ukuran tulang rusuk melayang lebih pendek dibandingkan dengan rusuk yang lain.
4. Tulang dada (sternum)
Tulang dada terletak di bagian depan tubuh dan berjumlah 1 ruas
tulang. Tulang dada terdiri atas bagian hulu, badan dan taju pedang. Tulang
ini merupakan perlekatan bagian depan dari 7 pasang tulang rusuk sejati.
Tulang dada, tulang punggung dan tulang rusuk membentuk rongga dada (ribs
cage) dan berfungsi melindungi organ-organ didalamnya serta membantu dalam
pernafasan.
HUBUNGAN ANTAR TULANG (SENDI)
Daerah pertemuan antar tulang disebut persendian. Pertemuan tersebut
umumnya disatukan oleh ligamen atau berkas-berkas jaringan penghubung (connective
tissue). Serabut penghubung yang paling pendek disebut persendian
fibrosa. Contohnya seperti yang terdapat antara gigi dengan tulang
rahang.
Persendian yang tersusun atas jaringan kartilago antara lain terdapat
diantara tulang belakang, tulang rusuk, dan tulang dada. Persendian ini
memungkinkan terjadinya sedikit gerakan, contohnya dalam pernafasan dada.
Adanya bantalan jaringan kartilago pada persendian sinovial seperti di
lutut berfungsi dalam meredam getaran. Pada daerah ini terdapat pula
cairan sinovial yang disekresikan oleh sel jaringan penghubung.
Umumnya terdapat 3 macam persendian, yaitu:
a. Sendi mati (sinartrosis)
b. Sendi kaku (amfiartrosis)
c. Sendi gerak (diartrosis)
a. Sendi mati (sinartrosis).
Sendi mati merupakan sendi yang tidak dapat digerakkan karena
tulang-tulangnya sudah terkunci bersama. Contohnya pada tulang
tengkorak dan tulang pada gelang panggul. Sendi mati tersusun atas
jaringan penghubung fibrosa. Jaringan ini akan mengeras seiring
bertambahnya umur. Contoh yang paling mudah adalah adanya daerah lunak
(fontanela) pada bayi. Daerah ini menjadi keras sehingga tulang tengkorak
bersatu.
b. Sendi kaku (amfiartrosis)/ sendi geser.
Sendi yang memungkinkan adanya sedikit gerakan, misalnya pada tulang
-tulang pergelangan tangan dan kaki.
c. Sendi gerak (diartrosis).
Sendi gerak memungkinkan terjadinya gerakan yang lebih bebas.
Macam-macam sendi gerak adalah sebagai berikut:
1. Sendi peluru.
Sendi peluru terjadi antar bonggol tulang yang satu dengan lekukan tulang
yang lain. Sendi peluru memungkinkan terjadinya gerakan ke segala
arah. Contohnya antara tulang paha dengan gelang panggul atau antara
tulang lengan atas dengan gelang bahu
2. Sendi engsel.
Sendi engsel terjadi antara bonggol tulang yang satu dengan ujung tulang
lain yang menyerupai alur. Sendi ini memungkinkan terjadinya gerakan ke
satu arah seperti engsel pintu. Contohnya tulang paha (femur) dengan
tulang kering (tibia) atau disebut sendi lutut; tulang lengan atas (humerus)
dengan tulang hasta (ulna) atau disebut sendi sikut.
3. Sendi putar.
Terjadi antara ujung tulang yang berupa tonjolan masuk ke dalam
lubang pada tulang yang satunya lagi. Gerakan yang terjadi berupa rotasi /
perputaran. Contohnya tulang pemutar (aksis) dengan tulang atlas.
4. Sendi pelana.
Sendi pelana memungkinkan terjadinya gerakan kedua arah. Gerakannya seperti
orang naik kuda diatas pelana Contohnya tulang ibu jari dengan telapak
tangan.
5. Sendi gulung/elipsoid.
Sendi gulung terjadi antara permukaan oval tulang yang satu dengan lekukan
oval tulang yang lain. Contohnya pada tulang pergelangan tangan (karpal) denga
tulang pengumpil (radius).
Persendian dapat mengalami gangguan berupa radang sendi atau kelainan
menurun yang disebut arthritis. Pada penyakit osteoarthritis,
jaringan kartilago pada persendian mengalami degenerasi. Pada rheumatoid
arthritis, membran sinovial meradang dan menebal. Terjadi pula
degenerasi jaringan kartilago dan pengapuran tulang. Penyakit ini dapat
dipacu oleh adanya infeksi bakteri atau virus. Mungkin juga disebabkan
secara genetik. Gejala penyakit ini umumnya tampak sebelum seseorang
berumur lima puluh tahun.
BENTUK TULANG
Bentuk tulang dapat bermacam-macam, namun secara umum bentuknya dapat
dibagi menjadi:
a. Tulang panjang/pipa
Sebuah tulang dapat termasuk ke dalam tulang panjang pada prinsipnya
memiliki ukuran panjang yang lebih daripada lebarnya. Tulang panjang
umumnya berbentuk seperti pipa. Pada tulang ini kita dapat melihat bagian
dari tulang seperti ujung tulang (epifise), bagian tengah tulang (diafise), dan
bagian diantara epifise dan diafise yang disebut metafise.
Tulang panjang dapat tersusun atas tulang kompak, yaitu tulang dengan
sel-sel tulang (osteon) yang padat dan rapat. Namun, tulang panjang juga
dapat tersusun atas tulang berongga pada bagian ujungnya. Pada bagian
dalam tulang terdapat sumsum tulang yang merupakan tempat diproduksinya sel-sel
darah.
b. Tulang pendek
Tulang pendek umumnya berbentuk seperti kubus. Tulang ini umumnya tersusun
atas tulang berongga dengan dilapisi oleh lapisan tipis tulang kompak.
Contoh tulang pendek yaitu pada tulang pergelangan tangan dan kaki.
c. Tulang pipih
Tulang pipih berukuran tipis dan umumnya berbentuk pipih melengkung. Contoh
tulang pipih adalah tulang tengkorak dan tulang belikat.
d. Tulang tidak beraturan
Tulang tidak beraturan memiliki bentuk selain ketiga tipe tulang
sebelumnya. Umumnya merupakan tulang berongga yang ditutupi oleh tulang
kompak, contohnya pada ruas tulang belakang.
JENIS TULANG
Berdasarkan sel penyusunnya tulang dapat terbagi menjadi dua jenis tulang,
yaitu:
a. Tulang rawan (kartilago)
Tulang rawan bersifat elastis dan berwarna lebih terang. Tulang rawan
tersusun oleh sel-sel tulang rawan (kondrosit) yang terletak di dalam lakuna.
Lakuna tersebut terletak di dalam matriks tulang. Tulang rawan
terdapat pada telinga luar, ruas antar tulang belakang, tulang rawan pada
saluran pernafasan, dan pada ujung hidung.
b. Tulang keras (osteon)
Tulang keras bersifat tidak elastis dan berwarna lebih gelap. Tulang keras
tersusun atas osteosit (sel tulang yang telah matang) dan matriks, serta di
bungkus oleh periosteum. Osteosit berasal dari osteoblas (sel tulang
muda). Matriks tulang tersusun dari kalsium fosfat dan kalsium karbonat
sehingga bersifat keras. Matriks tulang yang tersusun padat disebut
tulang kompak sedangkan matriks tulang yang tersusun berongga disebut tulang
spons.
Tulang kompak terdiri atas osteon yang tersusun rapat, lengkap dengan kanal
pembuluh darah dan saraf. Setiap kesatuan osteon itu disebut sistem
Havers. Tulang spons tersusun seperti jala-jala yang disebut
trabekula. Trabekula terletak mengelilingi ruangan kosong yang berisi
sumsum tulang.
PEMBENTUKAN TULANG
Proses pembentukan tulang disebut osteogenesis atau osifikasi.
Pembentukan tulang dimulai oleh adanya aktivitas sel pembentuk
tulang (osteoblas) hingga terbentuk sel tulang yang matang (osteosit).
Selain osteoblas dan osteosit, terdapat pula osteoklas. Osteoklas
adalah sel tulang yang dapat mensekresikan enzim untuk merombak sel tulang
menjadi ion-ion mineral (kalsium dan fosfor). Ion-ion tersebut akan
dilepaskan ke dalam darah dan berfungsi membantu dalam pengaturan kadar kalsium
darah.
KELAINAN BENTUK TULANG BELAKANG
Kelainan bentuk tulang belakang dapat terjadi karena pola duduk yang tidak
benar, kelainan yang dibawa sejak
lahir, infeksi penyakit, atau karena makanan Beberapa diantaranya menyebabkan:
1. Skoliosis.
Bentuk tulang belakang melengkung ke kiri atau ke kanan. ini dapat tejadi pada orang yang menderita sakit
jantung yang menahan rasa sakitnya, sehingga terbiasa miring dan mengakibatkan
tulang punggungnya menjadi miring.
2. Kifosis.
Yaitu
kelainan tulang punggung membengkok ke depan, dikarenakan kebiasaan
duduk/bekerja dengan posisi membungkuk.
3. Lordosis.
Yaitu
kelainan tulang punggung membengkok ke belakang, dikarenakan kebiasaan tidur
yang pinggangnya diganjal bantal.
4. Rakhitis
Yaitu kelainan pada tulang
akibat kekurangan vitamin D, sehingga kakinya berbentuk X atau O
5. Polio
Yaitu kelainan pada tulang
yang disebabkan oleh virus, sehingga keadaan tulangnya mengecil dan abnormal.
Kelainan
Pada Otot
Kelainan
otot pada manusia dapat diakibatkan adanya gerak dan kerja otot. Hal Ini dapat
terjadi akibat gangguan faktor luar maupun faktor dalam.
Faktor luar
dapat diakibatkan karena kecelakaan dan serangan penyakit, sedang faktor dalam
bisa terjadi karena bawaan atau kesalahan gerak akibat otot yang tidak pernah
dilatih.
Beberapa
contoh kelainan pada otot, diantaranya:
- Tetanus kelainan otot yang tegang
terus menerus yang disebabkan oleh racun bakteri.
- Atrofi otot kelainan yang
menyebabkan otot mengecil akibat serangan virus polio atau karena otot
tidak difungsikan lagi untuk bergerak, akibat lumpuh.
- Kaku leher (stiff) Kelainan
yang terjadi karena gerak hentakan yang menyebabkan otot Trapesius
meradang.
- Kram kelainan otot yang terjadi
karena aktivitas otot yang terus menerus sehingga otot menjadi kejang.
- Keseleo (terkilir) kelainan
otot yang terjadi jika gerak sinergis salah satu otot bekerja berlawanan
arah.
Pola hidup sehat dengan memakan makanan yang kaya akan kalsium, vitamin D,
dan fosfat, serta berolah raga secara teratur dapat membantu meningkatkan
kepadatan tulang, mencegah osteoporosis (pengeroposan tulang) dan osteoartritis
(penyakit nyeri pada persendian).
SISTEM OTOT
Semua pergerakan tubuh kita melibatkan otot. Otot merupakan alat
gerak aktif. Otot berfungsi membentuk tubuh, sebagai alat pergerakan,
menjaga kestabilan persendian,dan memproduksi panas tubuh. Dalam
kehidupan sehari-hari,kita mengenal otot sebagai daging. Otot merupakan
jaringan yang terdiri dari sel-sel otot.
Otot manusia dibentuk oleh tiga macam tipe otot, yaitu:
A. Otot polos.
Otot polos merupakan otot yang gerakannya dipengaruhi oleh saraf otonom
(tidak sadar), berbentuk gelondong, ujungnya meruncing, berinti satu terletak
ditengah sel, bekerja lambat dan teratur. Otot polos terdapat pada dinding
usus, pembuluh darah, saluran kelamin, dinding rahim, dan saluran ekskresi.
B. Otot lurik/otot rangka.
Otot lurik melekat pada rangka sehingga disebut otot rangka. Gerakannya
dipengaruhi oleh saraf sadar, batasan sel-selnya tidak jelas, berbentuk
silindris, memiliki banyak inti di tepi sel, dan terdapat bagian terang gelap
(lurik) karena adanya protein otot (aktin dan meiosin). Otot rangka menempel
pada tulang dengan perantaraan urat (tendon). Jika tendon melekat pada tulang
yang bergerak disebut insersi, sedangkan jika melekat pada tulang yang tidak
dapat bergerak disebut origo.
Otot lurik mampu menggerakan tulang karena dapat berkontraksi (memendek)
dan memanjang (relaksasi).
C. Otot jantung.
Otot jantung terletak di jantung. Berbentuk silindris yang bercabang-cabang
dan memiliki inti di tengah serabut. Gerakan otot jantung dipengaruhi
oleh saraf tidak sadar (otonom). Otot ini secara khusus hanya membentuk organ
jantung.
KERJA OTOT
Otot bekerja karena memiliki kemampuan untuk mengkerut (kontraksi) dan
mengembang kembali (relaksasi). Otot akan berkontraksi bila ada rangsang yang
mengenai sel otot tersebut. Kerja otot dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Otot antagonis.
Otot antagonis bekerja secara berlawanan. Contohnya antara lain:
a. Gerakan otot ekstensor (meluruskan) pada otot bisep dan gerakan
otot fleksor (membengkokkan) pada otot trisep.
b. Gerakan otot abduktor (menjauhi badan) dan otot adduktor
(mendekati badan) pada gerakan tangan kesamping badan
c. Gerakan otot supinator (menengadahkan) dan otot pronator
(menelungkup) pada gerakan tangan menelungkup dan menengadah
d. Gerakan otot depressor (menurunkan) dan otot elevator (menaikkan)
pada gerakan mengangkat bahu ke atas
2. Otot sinergis.
Otot sinergis bekerja secara bersama-sama (mengerut dan berkontraksi).
Contohnya otot leher pada waktu memutar kepala.
BAGIAN-BAGIAN OTOT
Suatu otot terdiri atas bagian-bagian antara lain:
a. tendon
b. serabut otot
c. epimisium
d. perimisium
e. endomisium
f. fascicle
g. serabut otot
i. nukleus
j. miofibril
k. sarkomer
l. aktin
m. miosin
KELOMPOK OTOT
Otot menyusun sekitar 40 % dari berat badan seseorang. Terdapat empat
kelompok otot tubuh antara lain:
a. otot kepala dan leher
b. otot badan
c. otot anggota pergerakan atas
d. otot anggota pergerakan bawah
ISTILAH
abduktor : (gerakan otot)
menjauhi badan
adduktor : (gerakan otot)
mendekati badan
aktin : protein otot
aksial : sumbu tubuh
aksis : tulang pemutar
arthritis : radang sendi
amfiartrosis : sendi kaku,memungkinka
sedikit pergeseran
apendikuler : anggota gerak
atas dan bawah
depressor : (gerakan otot)
menurunkan
diartrosis : sendi gerak
diafise : bagian tengah
tulang
coccyx : tulang ekor
elevator : (gerakan otot) menaikkan
ekstensor : (gerakan otot)
meluruskan
endomisium : jaringan ikat yang
membungkus satuan serabut otot
epifise : bagian ujung
tulang
epimisium : jaringan ikat
yang membungkus otot
ethmoid : tulang tapis
fasial : tulang bagian
wajah
femur : tulang paha
fibula : tulang betis
fleksor : (gerakan
otot) membengkokkan
fontanela : daerah lunak,
terdapat pada kepala bayi
frontal : tulang dahi
humerus : tulang lengan atas
ilium : tulang usus
inkus : tulang landasan
ischium : tulang duduk
karpal : tulang
pergelangan tangan
kartilago : tulang rawan
kifosis : tulang belakang
melengkung ke depan
klavikula : tulang selangka
kondrosit : sel-sel tulang
rawan
kontraksi : gerakan otot memendek
kranial : tulang
bagian kepala
lakrimal : tulang air mata
ligamen : berkas-berkas
jaringan penghubung
lordosis : tulang belakang
melengkung ke depan
maksila : tulang rahang atas
maleus : tulang martil
meiosin : protein otot
mandibula : tulang rahang
bawah
metafise : bagian diantara
epifise dan diafise
metakarpal : tulang telapak
tangan
metatarsal : tulang telapak
kaki
miofibril : struktur yang
terdapat di dalam sel otot
nasal : hidung, tulang
hidung
nukleus : inti sel
osifikasi : proses
pembentukan tulang
osipital : tulang kepala
belakang
osteoartritis : penyakit radang
sendi
osteon : sel-sel tulang
keras
osteoblas : sel tulang
muda/sel pembentuk tulang
osteogenesis : proses
pembentukan tulang
osteoklas : sel perombak
tulang
osteoporosi : pengeroposan
tulang
osteosit : sel tulang yang
telah matang
parietal : tulang ubun-ubun
patela : tulang tempurung
lutut
pelvis : tulang gelang
panggul
perimisium : jaringan ikat yang
membungkus kumpulan serabut otot
periosteum : jaringan ikat yang
membungkus sel tulang
pronator : (gerakan otot)
menelungkup
pubis : tulang kemaluan
phalanges : tulang-tulang
jari tangan atau kaki
radius : tulang pengumpil
relaksasi : gerakan otot
memanjang
ribs : tulang rusuk
sakrum : tulang kelangkang
saraf otonom : saraf tidak sadar
sarkomer : unit dasar
kontraksi otot
sinartrosis : sendi mati/tidak
dapat bergerak
sinovial : cairan pelumas
pada persendian
sistem havers : satu kesatuan
osteon
skoliosis : tulang belakang
melengkung ke kiri/kanan
skapula : tulang belikat
sphenoid : tulang baji
stapes : tulang
sanggurdi
sternum : tulang dada
supinator : (gerakan otot)
menengadah
tarsal : tulang
pergelangan kaki
temporal : tulang pelipis
tibia : tulang tibia
ulna : tulang hasta
vertebra : tulang belakang
vertebra lumbar : tulang belakang
bagian pinggang
vertebra serviks : tulang belakang
bagian leher
vertebra toraks : tulang belakang
bagin dada
vomer : tulang
langit-langit
zigomatik : tulang pipi